Ekosistem: Pengertian, Komponen, dan Macamnya!
Ekosistem: Pengertian, Komponen, dan Macamnya!
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang interaksi antar makhluk hidup dan lingkunganya disebut Ekologi. Ketika belajar tentang makhluk hidup, tentunya kita juga akan banyak mempelajari tentang tempat tinggal atau habitat dari makhluk hidup tersebut. Nah, habitat dari makhluk hidup sangat erat kaitannya dengan suatu istilah yang disebut ekosistem.

Apa itu Ekosistem?

Apa itu Ekosistem?

Ekosistem adalah istilah yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “oikos” yang berarti rumah atau tempat dimana organisme hidup, dan “system” yang berarti cara atau susunan. Jika disimpulkan, arti ekosistem adalah sebuah sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, suatu proses ekosistem melibatkan komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (tidak hidup).    

Ekosistem sebagai suatu tatanan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup dan saling mempengaruhi. Ekosistem sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem. Melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energinya menuju pada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme. Dalam kehidupan yang ada, tidak akan terlepas dari adanya interaksi dengan lingkungan yang mendukung adanya keseimbangan dalam hidup. 

Komponen Ekosistem

Komponen ekosistem merupakan bagian dari suatu ekosistem yang menyusun ekosistem ini sendiri sehingga terbentuk sebuah ekosistem. Secara umum, komponen ekosistem terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Berikut penjelasan lebih lanjutnya:

Komponen Biotik 

Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya. Keberadaan makhluk hidup kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem. Berdasarkan ukurannya, komponen biotik dapat dibagi menjadi makroorganisme dan mikroorganisme. Selain itu, berdasarkan perannya dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer. 

Produsen (Penghasil)

Produsen adalah makhluk hidup autotrof yang mampu menghasilkan karbohidrat sederhana, seperti glukosa dari karbondioksida. Produsen kemudian akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta zat- zat anorganik yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu proses yang dinamakan sebagai fotosistensis. Selain berperan penting dalam menyerap karbondioksida untuk menjaga keseimbangan suhu dan curah hujan, produsen juga menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan, yang dibutuhkan oleh organisme lain untuk metabolisme energi. Contoh produsen meliputi alga, lumut, dan tumbuhan hijau seperti beringin, mahoni, dan tanaman lainnya.

Konsumen (Pemakai)

Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan organisme pertama. Organisme heterotrof ini memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen dan akan memakan sesama organisme heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa organisme heterotrof adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan organik dari organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan makanannya. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

  1. Karnivora (pemakan daging), contohnya singa, harimau, buaya, ular, serigala, dsb.
  2. Herbivora (pemakan tumbuhan), contohnya kambing, sapi, kerbau, kelinci, belalang, dsb.
  3. Omnivora (pemakan segala, baik daging maupun tumbuhan), contohnya manusia, ayam, bebek, cacing, tupai, dsb.

Dekomposer (Pengurai)

Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang mampu menguraikan sisa makhluk hidup, baik heterotrof maupun autotrof, yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai adalah organisme yang bekerja untuk merubah bahan bahan organik dari organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang dinamakan dekomposisi. Proses ini menghasilkan zat anorganik sederhana yang diperlukan oleh produsen untuk membuat makanan. Beberapa contoh pengurai atau dekomposer yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain sebagainya.

Komponen Abiotik 

Komponen abiotik mencakup unsur-unsur tidak hidup yang terdapat di lingkungan dan sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup makhluk hidup. Dengan kata lain, komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup. Beberapa jenis komponen abiotik yaitu  suhu, sinar matahari, air, angin, udara, kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati yang ikut berperan dalam ekosistem. Meski merupakan benda tak hidup, tetapi semua komponen abiotik memiliki peranan penting bagi makhluk hidup. Berikut beberapa diantaranya:

  • Suhu: Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu, contohnya mamalia & burung sebagai makhluk hidup yang dapat mengatur sendiri suhu tubuhnya.
  • Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu organisme Contohnya Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup dengan memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.
  • Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air dalam organisme melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa organisme Terestrial yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan kandungan garamnya yang cukup tinggi.
  • Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari akan mempengaruhi proses fotosintesis, karena air mampu menyerap cahaya sehingga proses fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan matahari.

Ada 2 macam ekosistem yaitu, ekosistem alami dan buatan. Berikut penjelasan dan contohnya!

Ekosistem Alami

Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan manusia. Ekosistem alami terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu ekosistem darat (terestrial) dan perairan (akuatik). Berikut ini penjelasannya:

Ekosistem Akuatik (Air)

Ekosistem Akuatik (Air)

Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai besar terdiri atas air. Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi lagi menjadi:

Ekosistem Air Tawar

Sesuai namanya, ekosistem air tawar merupakan ekosistem yang didominasi oleh air tawar seperti sungai dan danau. Ekosistem ini cenderung memiliki variasi suhu yang kecil, penetrasi cahaya yang rendah, konsentrasi garam yang rendah atau kurang dari 1%, dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca.

Bioma air tawar meliputi danau, sungai, dan rawa-rawa. Danau atau kolam merupakan perairan tawar yang memiliki luasan tertentu. Sementara sungai adalah badan air yang mengalir dari hulu ke hilir. Kemudian, rawa-rawa sendiri merupakan genangan air yang mendukung kehidupan tanaman-tanaman air.  Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji, Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. 

Ekosistem Air Laut

Air laut mendominasi permukaan bumi hingga 75%. Sumber air yang ada di bumi 97% berasal dari laut. Ekosistem ini memiliki kadar garam (salinitas) tinggi dengan ion klorida mencapai 55%. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Lautan adalah ekosistem terbesar yang ada dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. 

Ekosistem Estuari

Estuari (Muara) merupakan pertemuan antara sungai dan laut. Ekosistem ini kaya akan nutrisi dan sangat produktif. Tumbuhan seperti rumput rawa garam dan fitoplankton, serta hewan seperti kepiting dan ikan hidup di ekosistem ini. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. 

Ekosistem Pantai

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal. Ekosistem pantai didominasi oleh tumbuhan seperti mangrove atau bakau yang tahan terhadap angin dan ombak. 

Ekosistem Sungai

Ekosistem sungai memiliki air yang mengalir, dingin, dan jernih, dengan kadar oksigen tinggi akibat aliran konstan. Hewan yang ditemukan meliputi ikan, kura-kura, ular, dan buaya. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem ini terletak di dekat pantai, kaya akan invertebrata, mikroorganisme, dan ikan. Terumbu karang berperan penting dalam ekosistem pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

Ekosistem Laut Dalam

Ekosistem ini berada di kedalaman lebih dari 6.000 meter, dihuni oleh organisme seperti ikan laut bercahaya dan bakteri yang bersimbiosis dengan karang. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu. 

Ekosistem Lamun

Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), tumbuhan lamun dapat berbunga, berbuah, serta meng­hasilkan biji. Lamun juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat hara.

Ekosistem Terestrial (Darat)

Ekosistem Terestrial (Darat)

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem ini dapat berubah akibat aktivitas manusia, terjadinya kebakaran, atau terjadinya petir. Macam-macam ekosistem terestrial antara lain:

Tundra

Ekosistem tundra adalah ekosistem yang berada di lingkaran kutub utara atau puncak gunung tinggi, dengan tumbuhan seperti lumut kerak dan rumput alang-alang. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. 

Karst (batu gamping/gua)

Ekosistem karst merupakan kawasan batu gamping dengan tanah yang kurang subur dan rentan erosi, memiliki keanekaragaman hayati yang unik. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain. 

Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang memiliki curah hujan tinggi dan biodiversitas yang kaya, dihuni oleh berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Indonesia memiliki banyak bioma hutan tropis di setiap pulaunya. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, burung hantu, dan banyak lagi yang dapat kamu pelajari di Seri Mengenal Habitat Hewan: Hutan Hujan Tropis. 

Hutan Gugur

Ekosistem hutan gugur merupakan ekosistem yang terdapat di iklim sedang, dengan curah hujan merata sepanjang tahun. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).

Taiga

Ekosistem taiga adalah ekosistem yang berada di wilayah utara bumi atau pegunungan tropis. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

Sabana

Ekosistem hutan sabana adalah ekosistem padang rumput dengan beberapa pohon, ditemukan di wilayah dengan curah hujan sedang. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika, Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena. 

Padang Rumput

Ekosistem padang rumput merupakan ekosistem yang terbentang dari daerah tropis ke subtropis, memiliki curah hujan rendah dan drainase cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya bergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular. 

Gurun

Ekosistem gurun merupakan daerah kering dengan curah hujan rendah dan perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam. Kondisi gurun yang cukup ekstrim membuatnya hanya dapat ditempati oleh beberapa jenis makhluk hidup saja. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lainnya.

Ekosistem Buatan

Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Keanekaragaman hayatinya cenderung rendah karena didominasi oleh campur tangan manusia. Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan yang didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan di antaranya yaitu:

  • Hutan produksi, seperti hutan jati dan hutan pinus,
  • Bendungan,
  • Agro ekosistem (sawah tadah hujan atau irigasi),
  • Perkebunan sawit,
  • Ekosistem permukiman (kota atau desa), dan lain sebagainya, 
  • Sawah,
  • Ekosistem ruang angkasa.

Nah, itu dia pembahasan mengenai ekosistem, mulai dari pengertian, komponen, hingga macamnya. Semoga bermanfaat! Selamat belajar!

Bagaimana reaksimu?

Komentar

https://souvio.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!